Tuesday, December 3, 2013

This Is My Vow for You

I vow to help you love life, to always hold you with tenderness and to have the patience that love demands, to speak when words are needed and to share the silence when they are not, to agree to disagree on red velvet cake, and to live within the warmth of your heart and always call it home.

I vow to fiercely love you in all your forms, now and forever. I promise to never forget that this is a once in a lifetime love. And to always know in the deepest part of my soul that no matter what challenges might carry us apart, we will always find our way back to each other. 

Read more...

Monday, September 16, 2013

Mencari Jawaban

Di mana asa bertumbuh rasanya sulit bagi musim dingin pun menunjukkan tajinya. Bahkan di saat manis kata tak mampu lagi meredakan panas hati,kasih yang lembut mampu memindahkan air laut ke langit. Entah bagaimana ku hendak percaya pada kehendak takdir,ada saatnya kita tertawa bersama melihat duka beriringan dengan sesak hati. Inilah aku,yang sedang dimusimdinginkan sekitar. Read more...

Thursday, August 15, 2013

Meine Schatz

Ceritanya secara singkat adalah tentang dia..Yup,betul sekali,tentang dia...

Kadang semuanya berawal dari sebuah pikiran, pemikiran apakah saya harus menunggu ataukah saya harus mengambil kesempatan ini. Prinsip "lihatlah terlebih dahulu hati baru fisik" seems like bull shit for most people tapi hey, ternyata itu bukan mustahil dilakukan. Dan itu masih berlaku :)

Cobalah tanya pada diri kita masing-masing. Kebutuhan kita akan hadirnya seseorang sebenarnya nggak terlalu rumit kok jika dilihat lebih tulus. Kita pasti ingin bersama mereka yang selalu memberikan kesempatan kepada kita untuk menjadi diri kita sendiri. Kita pasti ingin menghabiskan hari dengan orang yang cukup dengan menggenggam tangannya saja, kita merasa bisa berkata "We against all the world". Dengan menatap matanya kita tahu persis masa depan kita dimulai sejak dari situ. Memeluknya bahkan merasa seperti kita berada seperti di rumah, nyaman dan menghilangkan segala penat.

Aneh memang bagaimana semuanya bermula. Mungkin lebih nyaman tadinya hanya dengan memandang dia dari seberang bangku tempat ku duduk pertama kali menatap dia berhadap-hadapan. Lama kelamaan ada gelisah tersendiri ketika sekedar bercanda dengannya. Dan hey, berbicara dengannya pun terasa sangat melegakan hati.

Pada akhirnya kita pun seperti saling menyembuhkan luka masing-masing. Kata orang jika tak ada luka maka takkan ada yang namanya obat. Mungkin benar kita dipertemukan dahulu dengan yang salah sebelum bertemu yang tepat agar kita tahu pentingnya obat tadi.

Dan mata kita pun saling menatap, dan memilih terkejut bersama :)

Ahay..!!!
.
..
...
OK..back to work (again)..
Read more...

Monday, April 1, 2013

Reason..Red John..Rem..

Semua yang ada di dunia ini tercipta untuk suatu alasan,apapun itu. Itulah yang jadi dasar dari pertemuan ini. Mungkin tidak dimaksudkan untuk segala yang baik antara kita, minimal ada yang baik untuk masing-masing kita. Apa saja yang kau dan aku terka-terka dalam teka-teki yang tak berujung ini, percayalah kesemuanya harus menjadi excellent in the end. Misteri itu ada, tapi jawaban pun selalu ada.

Teringat akan sebuah film serial berjudul The Mentalist. Begitu terobsesinya Patrick Jane untuk menemukan pembunuh istrinya yang berinisial Red John. Saking begitu obsesinya, Patrick tidak sadar (atau mungkin juga sadar) bahwa ada sesuatu dalam dirinya yang sebenarnya sama persis dalam diri Red John yakni dalam hal reason. Ada alasan untuk semua, ada motivasi untuk semua, ada reason untuk semua kejadian. Tanpa membutakan semua fakta yang ada, kesemua alasan itu seakan mencoba menjadi penggerak bahwasanya jalan hidup masing-masing kita seolah sudah ada yang mengatur.

Aku tidak sempurna. Ya betul, sekali lagi aku bilang aku tidak sempurna. Kadang kala yang dibutuhkan adalah sebuah rem yang mencegah laju hati ini agar tidak terlalu jatuh terjerembab. Kamu dan aku, kita sama-sama belum menemukan alasan mengapa ini terjadi. Tapi aku lihat dengan jelas di matamu, ada sebagian dirimu yang hendak mengerem kondisi hati ini. Entah untuk seberapa lama,apakah hanya sementara ataukah untuk selamanya. Yang jelas tidak ada rambu dilarang berhenti.

Pertanda?
Read more...

Tuesday, March 12, 2013

Titik reset

Akhirnya...

Aku sampai pada titik ini, titik reset. Sebuah titik perjalanan kala harus meninggalkan semua zona nyaman. Semua orang biasa memiliki titik ini, pun pencapaian pada titik ini berbeda-beda tiap orangnya. Ada yang cepat, juga ada yang lama.

Seberapa pun ku mengelak, tetap saja pengorbanan itu harus dilakukan. Entah keluar dari suasana yang selama ini "nyaman" (walaupun nyaman itu relatif) ataupun keluar dari tempat yang benar-benar buat betah. Mungkin sudah tidak betah, entahlah. Tapi yang jelas,sudah tak tertahankan. Perubahan HARUS dilakukan.

Sebelum smua terlambat..
Sebelum smua mengorbankan hal yang lebih besar lagi di masa depan..

Tak ada gunanya menyalahkan si masa lalu. Pada akhirnya pun yang salah adalah aku..
Read more...