Semua yang ada di dunia ini tercipta untuk suatu alasan,apapun itu. Itulah yang jadi dasar dari pertemuan ini. Mungkin tidak dimaksudkan untuk segala yang baik antara kita, minimal ada yang baik untuk masing-masing kita. Apa saja yang kau dan aku terka-terka dalam teka-teki yang tak berujung ini, percayalah kesemuanya harus menjadi excellent in the end. Misteri itu ada, tapi jawaban pun selalu ada.
Teringat akan sebuah film serial berjudul The Mentalist. Begitu terobsesinya Patrick Jane untuk menemukan pembunuh istrinya yang berinisial Red John. Saking begitu obsesinya, Patrick tidak sadar (atau mungkin juga sadar) bahwa ada sesuatu dalam dirinya yang sebenarnya sama persis dalam diri Red John yakni dalam hal reason. Ada alasan untuk semua, ada motivasi untuk semua, ada reason untuk semua kejadian. Tanpa membutakan semua fakta yang ada, kesemua alasan itu seakan mencoba menjadi penggerak bahwasanya jalan hidup masing-masing kita seolah sudah ada yang mengatur.
Aku tidak sempurna. Ya betul, sekali lagi aku bilang aku tidak sempurna. Kadang kala yang dibutuhkan adalah sebuah rem yang mencegah laju hati ini agar tidak terlalu jatuh terjerembab. Kamu dan aku, kita sama-sama belum menemukan alasan mengapa ini terjadi. Tapi aku lihat dengan jelas di matamu, ada sebagian dirimu yang hendak mengerem kondisi hati ini. Entah untuk seberapa lama,apakah hanya sementara ataukah untuk selamanya. Yang jelas tidak ada rambu dilarang berhenti.
Pertanda?
Read more...