Thursday, January 24, 2013

Jamais Vu

Baru beberapa hari lalu gw menemukan sebuah kata yang cukup unik, yaitu Jamais Vu. Mungkin yang banyak orang tahu atau sering dengar adalah kata Deja Vu. Mirip-mirip sih. Setelah googling, bung wikipedia memberikan sedikit artian untuk kata itu.

In psychology, jamais vu is the phenomenon of experiencing a situation that one recognizes in some fashion, but that nonetheless seems very unfamiliar.
Often described as the opposite of déjà vu, jamais vu involves a sense of eeriness and the observer's impression of seeing the situation for the first time, despite rationally knowing that he or she has been in the situation before.
Jamais vu is more commonly explained as when a person momentarily does not recognize a word, person, or place that he or she already knows.
Dari yang pernah gw baca tentang hal ini, penyebabnya bisa jadi karena kelelahan otak dan hal ini ternyata mungkin bisa terjadi pada semua orang. Well,tampak seperti sebuah solusi rupanya buat diriku andai bisa terjadi sungguhan.Kenyataannya berbicara demikian. Gw yakin kok bahwasanya gw bukan satu-satunya orang yang menginginkan seperti itu. Suatu rentang waktu dimana seolah-olah kejadian tidak menyenangkan yang pernah terjadi dalam hidup kita seakan menghilang (atau mungkin berharap lupa).

Akan menjadi sangat unik sekali apabila momen itu benar-benar datang. Gw katakan unik karena bagi gw pastinya bisa bikin gw bahagia. Nggak bakalan galau tingkat dewa kayak sekarang-sekarang ini. Mungkin lho. Banyak orang rasanya akan mencoba mengcreate 'jamais vu'nya versi masing-masing,termasuk gw. Ada banyak hal yang kurang menyenangkan yang kepingin banget dilewatkan begitu saja kalo bisa. Padahal kenyataannya mungkin, yang harusnya diyakini adalah tidak semua hal yang menyakitkan itu akan menyebabkan ketidakbahahagiaan dalam hidup kita. #tsah #spik

Lagi gw berkata easy to say not easy to do man. Gw punya seorang TTM sejati (percayalah,ini hanya pernyataan satu pihak yang pede mampus), dia banyak bercerita tentang tidak bahagianya dirinya. Gw nggak berani bilang bahwa itu 100% ketidakbahagiaan. Ada ungkapan yang berkata bahwa "Sebelum kamu merasakan bahagia, kamu harus tahu dulu apa arti bahagia. Dan sebelum kamu mengerti apa artinya bahagia, kamu harus lebih dulu merasakan seperti apa rasanya tidak bahagia".

Buat sebagian orang mungkin ada kalanya hal itu seperti wish tetap di tiap malam Natal. Tapi yang kepingin gw inget adalah ketidakbahagiaannya dulu itulah yang membuat kita bisa bertemu. Mungkin kalau dia sudah bahagia, tidak ada kata "kita", tidak akan ada jalan-jalan mulanya yang berakhir dengan kedekatan.

Lennon berkata "And in the end, the love you take is equal to the love you make."

Mungkin benar,who knows...

No comments:

Post a Comment